Selasa, 06 Januari 2009

Varietas

· Shorgum Lokal Merah

Waktu tanam

Ditanam pada awal musim hujan, penentuan waktu tanam yang tepat agar memperhitungkan masa masaknya biji jatuh pada musim kemarau. Hal ini

untuk menghindari kerusakan pada saat pembungaan dan menghindari serangan cendawan.

Pengolahan tanah

Bertujuan untuk menggemburkan tanah, meningkatkan aerasi dan memberantaas gulma. Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan memakai

cangkul, membajak dengan ternak, trakto..

Penanaman

· Untuk tanaman monokultur diperlukan

benih 3 - 6 kg/ha.

· Jarak tanam untuk monokultur

- 40 x 20 cm: 2 tanaman/lubang.

- 30 x 20 cm: 1 tanaman/lubang.

· Jarak tanam untuk tumpangsari

- Stripcropping (1 baris): 200 x 25 cm.

- Stripcropping (> 2 baris): 75 x 25 x 400 cm.

· Benih ditanam cara tugal sedalam 3-5

cm (3-5 biji/lubang).

Pemupukan

· Pupuk yang dipakai Per Ha Urea (200 kg),

TSP/SP36 (1 Kwintal = 100 kg), dan KCl (30 Kg/Ha).

· Pemupukan dengan ditugal di samping kiri

dan kanan tanaman dengan jarak 7 cm.

(atau ditabur dengan merata)

· Pemupukan dilakukan dua tahap, yaitu

1/3 bagian takaran urea + seluruh TSP dan KCl

diberikan pada umur 7-10 hari dan 2/3 bagian urea

diberikan pada umur tanaman 30 hari.

Pengendalian hama dan penyakit

· Tanaman sorghum lebih banyak permasalahan

hama dibanding penyakitnya.

· Lalat bibit (Atherigona soceata).

· Ulat penggerek batang (Basiolafusca).

· Ulat penggerek malai (Crytoblabes gnidiella).

· Hama burung.

· Hama Calandra dan Sytophilus.

· Pengendaliannya dengan menggunakan insektisida

dengan jenis dan dosis yang dianjurkan.

Penyiangan dan Pembumbunan

· Pada awal pertumbuhan Sorghum kurang dapat

bersaing dengan gulma, karna itu harus diusahakan

agar areal tanaman pada saat masih muda harus

bersih dari gulma.

· Penyiangan pertama dapat dilakukanpada saat

tanaman berumur 10 – 15 hari setelah tanam.

· Penyiangan kedua dilakukan bersama-sama

pembumbunan setelah pemupukan kedua,

pembumbunan ini dimaksud untuk

memperkokoh batang.

Panen

· Dilakukan setelah biji masak optimal yang ditandai

dengan daun menguning, biji pecah apabila digigit.

· Biji Sorgum dipanen dengan cara memangkas

10-15cm di bawah malai.

· Batang Sorgum dipanen dengan cara memotong

batang 5 – 10 cm dari tanah. Daun dipisahkan dari

batang dan segera di peras air nira

(maximum 24 jam)

· Biji Setelah panen dikeringkan agar mudah dalam

perontokannya.

· Dapat digunakan mesin perontok khusus sorgum.

· Kadar air saat perontokan tidak boleh lebih

dari 15%.

PASCA PANEN

Perawatan Tunas Baru.

· Setelah panen dilakukan, akan tumbuh tunas baru

pada pangkal batang sorghum.

· Tunas sorghum baru segera di rawat dengan cara

melakukan penyiangan dari gulma dan

pemilihan tunas.

· Tunas dipilih yang lebih bagus untuk tiap pangkal

batang, tiap pangkal 1 tunas dan dilakukan

penyisipan jika pertumbuhan tunas tidak merata.

· Perawatan dan pemupukan selanjutnya dilakukan

seperti pada awal tanam.

Pengeringan.

· Pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran

selama ± 60 jam hingga kadar air biji

mencapai 10 – 12% .

· Apabila hari hujan atau kelembaban udara tinggi,

pengeringan dapat dilakukan dengan cara

menggantungkan malai sorghum diatas perapian

dalam satu ruangan atau diatas api dapur.

· Pengeringan dengan mesin pengering.

· Cara praktis untuk mengetahui tingkat kekeringan

biji biasanya dengan cara menggigit bijinga, bila

bersuara berarti biji tersebut telah kering.

Perontokan dengan cara tradisionil.

· Perontokan dengan cara tradisionil dapat juga

dilakukan dengan cara pemukul kayu dan dikerjakan

diatas lantai atau karung goni. Pemukulan dilakukan

terus menerus hingga biji lepas.

· Setelah itu dilakukan penampian untuk memisahkan

kotoran yang terdiri dari daun, ranting, debu atau

kotoran lainnya.

· Sejumlah biji dijatuhkan dari atas dengan maksud

agar kotorannya terpisah dari biji dengan bantuan

hembusan angin.

Penyimpanan.

· Penyimpanan sederhana ditingkat petani adalah

dengan cara menggantungkan malai sorghum diatas

perapian dapur.

· Cara ini berfungsi ganda yaitu untuk melanjutkan

proses pengeringan dan asap api berfungsi pula

sebagai pengendali hama selama penyimpanan.

Namun jumlah biji yang dapat disimpan sangat

terbatas.

· Sebelum disimpan biji harus kering, bersih dan utuh

(tidak pecah) dianjurkan pada saat penyimpanan

kadar air 10 – 12%.

· Pada saat penyimpanan udara dalam ruangan jangan

lembab dan harus kering serta terhindar dari hama

kutu buah. (Penulis: Impol Siboro)

- Selamat bekerja -

PT. Blue Indonesia