Varietas
· Shorgum Lokal Merah
Waktu tanam
Ditanam pada awal musim hujan, penentuan waktu tanam yang tepat agar memperhitungkan masa masaknya biji jatuh pada musim kemarau. Hal ini
untuk menghindari kerusakan pada saat pembungaan dan menghindari serangan cendawan.
Pengolahan tanah
Bertujuan untuk menggemburkan tanah, meningkatkan aerasi dan memberantaas gulma. Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan memakai
cangkul, membajak dengan ternak, trakto..
Penanaman
· Untuk tanaman monokultur diperlukan
benih 3 - 6 kg/ha.
· Jarak tanam untuk monokultur
- 40 x 20 cm: 2 tanaman/lubang.
- 30 x 20 cm: 1 tanaman/lubang.
· Jarak tanam untuk tumpangsari
- Stripcropping (1 baris): 200 x 25 cm.
- Stripcropping (> 2 baris): 75 x 25 x 400 cm.
· Benih ditanam cara tugal sedalam 3-5
cm (3-5 biji/lubang).
Pemupukan
· Pupuk yang dipakai Per Ha Urea (200 kg),
TSP/SP36 (1 Kwintal = 100 kg), dan KCl (30 Kg/Ha).
· Pemupukan dengan ditugal di samping kiri
dan kanan tanaman dengan jarak 7 cm.
(atau ditabur dengan merata)
· Pemupukan dilakukan dua tahap, yaitu
1/3 bagian takaran urea + seluruh TSP dan KCl
diberikan pada umur 7-10 hari dan 2/3 bagian urea
diberikan pada umur tanaman 30 hari.
Pengendalian hama dan penyakit
· Tanaman sorghum lebih banyak permasalahan
hama dibanding penyakitnya.
· Lalat bibit (Atherigona soceata).
· Ulat penggerek batang (Basiolafusca).
· Ulat penggerek malai (Crytoblabes gnidiella).
· Hama burung.
· Hama Calandra dan Sytophilus.
· Pengendaliannya dengan menggunakan insektisida
dengan jenis dan dosis yang dianjurkan.
Penyiangan dan Pembumbunan
· Pada awal pertumbuhan Sorghum kurang dapat
bersaing dengan gulma, karna itu harus diusahakan
agar areal tanaman pada saat masih muda harus
bersih dari gulma.
· Penyiangan pertama dapat dilakukanpada saat
tanaman berumur 10 – 15 hari setelah tanam.
· Penyiangan kedua dilakukan bersama-sama
pembumbunan setelah pemupukan kedua,
pembumbunan ini dimaksud untuk
memperkokoh batang.
Panen
· Dilakukan setelah biji masak optimal yang ditandai
dengan daun menguning, biji pecah apabila digigit.
· Biji Sorgum dipanen dengan cara memangkas
10-15cm di bawah malai.
· Batang Sorgum dipanen dengan cara memotong
batang 5 – 10 cm dari tanah. Daun dipisahkan dari
batang dan segera di peras air nira
(maximum 24 jam)
· Biji Setelah panen dikeringkan agar mudah dalam
perontokannya.
· Dapat digunakan mesin perontok khusus sorgum.
· Kadar air saat perontokan tidak boleh lebih
dari 15%.
PASCA PANEN
Perawatan Tunas Baru.
· Setelah panen dilakukan, akan tumbuh tunas baru
pada pangkal batang sorghum.
· Tunas sorghum baru segera di rawat dengan cara
melakukan penyiangan dari gulma dan
pemilihan tunas.
· Tunas dipilih yang lebih bagus untuk tiap pangkal
batang, tiap pangkal 1 tunas dan dilakukan
penyisipan jika pertumbuhan tunas tidak merata.
· Perawatan dan pemupukan selanjutnya dilakukan
seperti pada awal tanam.
Pengeringan.
· Pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran
selama ± 60 jam hingga kadar air biji
mencapai 10 – 12% .
· Apabila hari hujan atau kelembaban udara tinggi,
pengeringan dapat dilakukan dengan cara
menggantungkan malai sorghum diatas perapian
dalam satu ruangan atau diatas api dapur.
· Pengeringan dengan mesin pengering.
· Cara praktis untuk mengetahui tingkat kekeringan
biji biasanya dengan cara menggigit bijinga, bila
bersuara berarti biji tersebut telah kering.
Perontokan dengan cara tradisionil.
· Perontokan dengan cara tradisionil dapat juga
dilakukan dengan cara pemukul kayu dan dikerjakan
diatas lantai atau karung goni. Pemukulan dilakukan
terus menerus hingga biji lepas.
· Setelah itu dilakukan penampian untuk memisahkan
kotoran yang terdiri dari daun, ranting, debu atau
kotoran lainnya.
· Sejumlah biji dijatuhkan dari atas dengan maksud
agar kotorannya terpisah dari biji dengan bantuan
hembusan angin.
Penyimpanan.
· Penyimpanan sederhana ditingkat petani adalah
dengan cara menggantungkan malai sorghum diatas
perapian dapur.
· Cara ini berfungsi ganda yaitu untuk melanjutkan
proses pengeringan dan asap api berfungsi pula
sebagai pengendali hama selama penyimpanan.
Namun jumlah biji yang dapat disimpan sangat
terbatas.
· Sebelum disimpan biji harus kering, bersih dan utuh
(tidak pecah) dianjurkan pada saat penyimpanan
kadar air 10 – 12%.
· Pada saat penyimpanan udara dalam ruangan jangan
lembab dan harus kering serta terhindar dari hama
kutu buah. (Penulis: Impol Siboro)
- Selamat bekerja -